Minggu, 16 Desember 2018

Turnoi Acaram


Mendung akan tetap ada dan sinar akan segera muncul, kamu harus tetap tabah dalam setiap perjuangan dan kamu harus tetap kuat dalam setiap kali jatuh. Percayalah ketika kamu memilih berdiri untuk melangkah kembali kamu akan lebih bersemangat, istirahat saja seperlunya jangan berlebih, karena penyesalan akan selalu menghantui disaat kamu terdiam merebahkan tubuh, orang lain yang mempunyai cita-cita sama denganmu masih tetap bergerak, sedangkan kamu sedang asyik berleha-leha.



Temu memberi arti, bahwa bahagia itu pasti



Waktu yang dipergunakan sama, tiada yang dikurangi atau dijeda sedetik pun. Ketika kamu yakin untuk melangkah maka melangkahlah dengan keyakinan penuh, jangan sampai cita-citamu direbut terlebih dahulu oleh orang lain.


Asmara tidak akan menunggu kamu terus menerus, setiap hati punya perasaan dan setiap musuh perasaan adalah kebosanan atas menunggu yang tidak pasti terlihat. Ketika perasaan yang kamu tuju sudah dimiliki orang lain maka matilah kamu bersama penyesalan, terbunuh perlahan dengan kesendirian. Namun saran dariku jangan katakana pada dirimu bahwa ini telah berakhir, yakini saja dirimu masih sanggup berjalan jauh lagi, karena kita tidak akan pernah tahu siapa teman jalan kita nantinya, pertemuan, perkenalan, perbincangan, canda dan tawa, cerita akan setiap kisah yang pernah terlewati. Itu adalah awal mula yang baru dan lupakanlah yang lalu.

Pernahkah kamu terpikirkan akan sebuah masa depan tentang seseorang dengan dirimu, pahami bahaya itu, kamu sudah terlalu larut dalam arus perasaan, berhati-hatilah dengan perasaan, ada sakit yang diselubungi dengan kebahagiaan.

Karena pisah hanyalah tinggal menunggu waktu atas segala temu yang berikrar menjadi satu.

Mendung kali ini yang kau curigai akan menjadi hujan lebat ternyata menjadi langit malam yang cerah, dingin masih memeluk bintang, sepi masih dirasakan raga ditengah perbincangan orang lain disekitar, pernah merasakan hal itu?, percayalah kamu merasa tenang didalamnya, walau terkadang memaksa jemari mengecek media sosial milikmu, meneliti seberapa besar pencapaian like yang dicapai atas foto terbaik yang diunggah di Instagram milikmu, menaruh raut bahagia walaupun kenyatanya tidak terlalu bahagia. Melihat obrolan yang masuk di Whatsapp, namun tetap saja diri hanya ingin tenang, membiarkan pesan yang masuk, karena menurutmu pesan yang masuk kategori biasa saja atau malah membosankan.

Minuman yang kau seduh dengan air panas telah membaur dengan dingin hawa malam, dirasa usang tembok yang kau sandarkan. Semilir angin menyapa dengan lembut mengelus rambut halus di sekitar kulit yang tidak tertutup oleh kehangatan pakaian, rasanya memang seperti itu: Sendiri sepi namun menenangkan.

Terdengar suara pesan masuk, kau refleks mengecek nya dan didapati pesan masuk dari seseorang yang temui sore tadi ketika kamu merasa sendiri dan dia ada menemani sisa sinar mentari. Mewarnai dengan berbagai tindakan bersama, sederhana dan berharga. Tak sadar sisa waktu malammu telah kamu habiskan dengan berbalas pesan, hingga kantuk menghinggap dikelopak mata, membuat mata merasa berat dan raga serasa ingin beristirahat. Kamu mengucapkan salam perpisahan dan dibalas olehnya dengan ucapan-ucapan romantis penenang malam, kamu tersenyum lalu membalasnya kembali sampai terlupa bahwa raga ingin merasakan rehat, begitulah perasaan: selalu menjadi penyemangat dikala hati sedang merasa tak sehat.

Kamu terlelap dalam peluk hangatnya dari kejauhan, hatimu kini damai dan perasaan milikmu kini merasa tentram, keinginan merasuk pikiran berharap dirinya masuk dalam mimpi malam ini, menemani raga ketika pisah didunia nyata ingin dipertemukan kembali dalam dunia mimpi. Lelapmu kini bahagia dan harimu terasa sempurna.

Lalu bagaimana. Siap untuk dicintai dan mencintai?
Cinta tidak perlu rencana, karena kebersamaan akan menuliskan kisah-kisah penuh beragam rasa.

Share: