Minggu, 08 April 2018

Bianglala Kisah Lapuk


Bulan ini, mendapati bahwa otak sudah berhasil melupakan yang seharusnya memang harus dilupakan, kegiatan yang selalu didasari oleh bahagia telah berhasil menuntun hati kecil untuk melangkah maju meninggalkan masa lalu. Kebanggaan? Ya bisa dibilang begitu, sebab terlalu banyak orang diluar sana terlalu payah untuk melangkah dari masa lalu, atau terlalu tunduk dengan kenangan. Bodoh, padahal mereka tahu bahwa itu hanya menghasilkan luka yang teramat mencekam dan perih.



kenangan tak benar-benar pergi, tunggu saja dia hadir dengan kejutan | potret dari @fitrimilleni



Daripada berharap bisa balikan, lebih baik berharap bisa segera berbahagia.

Apa? Tempat, makanan, hadiah, ucapan manis dan kenangan?, itu hanya ilusi. Kamu telah terhukum delusi. Cinta itu fana, seberapa kuat pun kamu mengikat, akan ada masanya dia pergi lalu menghilang, entah karena masa yang telah kadaluarsa atau telah menemukan sosok pengganti dirimu yang baru. Tinggal bagaimana caramu melupakan dan mengihklaskan dia yang telah meninggalkan. Setiap yang tercipta didunia sudah ditakdirkan memiliki pasangannya masing-masing, kiri dan kanan, wanita dan pria, temu dan pisah. Masih pantas berharap kepada sesuatu yang nantinya akan binasa?, sudah berapa pakaian yang kau teteskan dengan air mata, sudah berapa lembar tisu yang kau gunakan untuk membersihkan hidung yang terserang pilek dadakan, mau menghabiskan waktu untuk hal itu atau mencoba hal baru.

Daripada berharap bisa balikan, lebih baik berharap bisa segera berbahagia.

Lagu favorit yang menemani kesenduanmu masih kau pedengarkan ketelinga kesayanganmu? Tidak bosan?, lagu yang mencerminkan keadaan sebuah perasaan. Masih mengurung diri dikamar? Berdua dengan kesendirian dan berharap ponselmu mendapat pesan darinya, tidak lelah? Mengusap layar ponsel dan melihat kenangan yang dulu, tidak pegal?, oksigen mulai tersedak karena sebu aliran lalu lintas udara di alur pernafasanmu. Sadarkah beberapa orang terdekat mengkhawatirkan tingkah lakumu yang berbeda dari biasanya. Tidak bersemangat menjalani hidup, seolah separuh jiwamu telah terangkat. Dia bukan separuh jiwamu, jika dia benar separuh jiwamu dia tidak akan berani pergi meniggalkan separuhnya yang lain karena akan merasakan hal yang sama ketika kehilangan setengahnya, merasakan sakit yang sama, perih yang sama.

Daripada berharap bisa balikan, lebih baik berharap bisa segera berbahagia.

Rindu akan segera musnah, itu berarti segala hal tentangnya juga akan binasa. Dia memilih orang lain bukan? Yang menurutnya akan lebih bisa membahagiakan dibandingkan dirimu. Memangkas jarak tanpa kabar adalah hal rutin yang biasa dia lakukan. Kamu tetaplah berbahagia, jangan risau, masih banyak manusia yang mau menemani dalam keadaan seburuk apapun. Dia juga biarkan saja bahagia, kelak kalian akan segera dipertemukan oleh waktu dan saling tahu mana yang paling benar-benar merasa bahagia.

Daripada berharap bisa balikan, lebih baik berharap bisa segera berbahagia.

Memang kadang kenangan akan sesekali muncul dalam ingatan, mau tidak mau, perduli atau tidak, kenangan indah akan hadir bertamu, kembali kepadamu, kamu mau menerimanya atau menyuruhnya pergi, kadang bertamasya bersama kenangan memang menyenangkan, mengingat kembali sosok dimasa lalu, mengulang memori yang pernah dilalui bersama, namun semua itu akan berakhir menyakitkan saat kau sadar akan kenyataan bahwa kamu tidak lagi bersamanya sekarang, kalian terpisah, atau mungkin berpisah. Apa aku pernah berkata untuk melupakannya? Kurasa tidak, kamu hanya perlu menjadi teman terbaik baginya agar ketika kenangan itu hadir bertamu, kamu akan menerima dan mengakhirinya dengan senyuman bukan dengan kesedihan, percayalah itu lebih baik daripada saling membenci.

Daripada berharap bisa balikan, lebih baik berharap bisa segera berbahagia.

Bagaimana lagu yang kau perdengarkan? Sudah berganti atau masih sama?. Lalu sekarang masih dikamar atau sudah berani melangkah keluar rumah?. Bagaimana dengan rutinitas mengusap-usap layar ponsel? Masih menyimpan kenangan atau sudah membuat kisah baru?

Mari meneladani kisah lalu, entah nantinya tetap pisah atau kembali bersatu. Berdoa saja.

Share: