Kamis, 04 Januari 2018

Sepenggal Waktu Dalam Kisah

Tidak perlu saling menyesalkan. Apa yang pernah terjadi biarlah terjadi. Untuk apa saling menyalahkan? Kalau nyatanya dulu kita pernah sepakat untuk menyatukan, kegagalan atas nama rasa yang dulu pernah kita bina anggap saja sebagai pelajaran mulia, setidaknya dulu kita pernah saling memanggil dengan panggilan sayang, menunggu dengan cemas sebuah kabar, bertengkar hebat dikala hati sedang tidak seragam dan rasa cemburu yang teramat sangat ketika ada orang lain yang berusaha mendekati. Kita hanya perlu berbesar hati menerima segala kenyataan, bahwa kita memang benar terpisahkan.



senja menjemput malam jiwaku tersudut kelam | rekam potret dari @fitrimilleni


Menerima segala keputusan yang telah ditakdirkan tuhan kepada hati kita. Bagiku kamu tetaplah kamu, seseorang yang pernah menjadi patokan penyemangat setiap hari,
seseorang yang pernah membuat senyum merekah indah. Kamu adalah kenang yang tercipta, setiap detik dari kita adalah cerita, marah, ambek, tawa, bahagia adalah beberapa rasa yang pernah kita buat. Isi kepalaku terkadang masih terisi olehmu, sebab belum ada sosok yang mampu mengetuk kembali hati yang sudah lama tidak didiami, aku terima semua rindu dengan lapang dada, mengubah setiap waktu kosong menjadi terisi oleh kenangan.

Menyadari bahwa waktu tak akan pernah kembali, mencoba untuk menyibukan diri, agar siap menolak dengan tegar ketika kau hadir kembali untuk menawarkan bahagia yang dibungkus baru, mengesahkan dirimu sebagai masa lalu bukan pendatang baru. Kini senja datang hanya sebagai derita, membias rona cerita, menyatakan bahwa pekat malam kian menyelubungi sebagian bumi, satu persatu lampu disetiap cawang rumah mulai menyala menerangi sekitar, dan tertangmu hanyalah ambang batas sadar.

Hirup pikuk masyarakat yang berlalu lalang saling sapa, membohongi orang lain dan diri sendiri bahwa mereka sebenarnya tidak sama-sama suka, hanya saja gengsi yang tinggi membuat belas kasih dibalik ketidak perdulian. Tidak perlu dihiraukan, urusi saja masa depanmu kelak jika nanti rencanamu tak berhasil dijalani, mampirlah kemari, ceritakan segala masalahmu, atau kau ingin kembali mengulang memori diantara otak masing-masing, berbincang diatas kenyamanan, gelak tawa dengan lelucon sebagai basa-basi, mengingat dulu kita saling bergurau ketika salah satu diantara kita mencoba melucu namun gagal karena pihak satunya sudah paham, memang terkadang masalalu begitu nikmat saat dibicarakan bersama orang yang menjadi lawan main pemeran utama.

Menghabiskan waktu untuk berdua yang padahal masih dalam lingkup keramaian; seolah melupa bahwa kita sudah tumbuh menjadi seseorang yang tak berhati sama, kita terbiasa. Kenyamanan menenggelamkan waktu, sejenak membuat lupa bahwa kau sedang terburu-buru untuk mengurusi tugas. Berpamitan dari obrolan yang sedang hangat, kembali membuat hati harus belajar lebih kuat, jika kemudian hari kita tak bisa bertemu, menyatu padukan dua hidangan berbeda dalam satu ruang meja yang sama, kabari aku lewat pesan media sosial atau buatlah status dimedia sosialmu, nantinya aku akan menjenguk dan menanyakan kabarmu. Semoga masih bisa.

Kadang mungkin terlintas dipikiranmu, kenapa kita mesti berpisah padahal kita masih bisa searah?, jawabannya mudah, ada orang lain yang menyapamu dengan begitu lembut dan kamu lebih akrab dengan orang itu, mengajakmu bertamasya ketempat yang belum pernah kamu singgahi, berharap mendapat sesuatu yang lebih indah daripada yang telah aku hadiahi. Kamu yang perlahan melepas genggaman erat sela jemari kita, kamu yang perlahan menjauhi sepasang kakiku memberi jarak dan perlahan berpaling dari langkah kita yang berjalan beriring, hingga menjadi asing karena ketidak perdulian masing-masing. Aku bukan lagi tempat untuk tujuan langkahmu berpulang, merebah serta menghilangkan penat, kini hatiku telah menjadi penginapan paling istimewa yang hanya bisa dipesan jauh-jauh hari, paket spesial yang aku tawarkan menjadi bumbu utama kenyamanan, hanya satu orang yang mampu mengisi namun begitu banyak yang telah menginap lalu pergi, jika kamu ingin mencoba paket spesial mungkin kamu tidak akan mendapatkannya, sebab kamu hanyalah tamu biasa yang sering mampir ketika rumahmu sedang tidak nyaman untuk didiami, dan pergi tanpa membereskan ruangan, membiarkannya berserakan lagi dan lagi.

Mungkin yang perlu kamu lakukan hanyalah mencoba akrab dengan rumah, membuatnya nyaman dengan caramu sendiri, bukan pergi mencari tempat lain ketika ruang favoritmu sedang tidak rapih.

Sebab bahagia itu diciptakan bukan ditemukan.
Share: